Minggu, 09 Januari 2011

Israel Vs Palestina; Antara kebiadaban dan ketidakberdayaan

Dunia semakin terbelalak dengan kebiadaban Israel yang sebelumnya telah memblokade Gaza selama hampir 2 tahun hingga saat ini dan sekarang kembali melakukan kesewenangannya terhadap kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza “Mavi Marmara”yang akan menyalurkan 10 ribu ton bantuan dan turut serta di dalamnya 750 relawan dari berbagai negara. Militer Israel bahkan menembaki para relawan hingga belasan nyawa meninggal dan puluhan lainnya terluka.
Kritikan demi kritikan terhadap kekejian Israel bergulir silih berganti dari berbagai negeri muslim maupun non muslim, seakan berlomba menunjukkan eksistensi negaranya yang peduli terhadap isu kemanusiaan. Ironis, apa yang dilakukan para pemegang otoritas kekuasaan dunia, tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para siswa TK diJabar. Sekedar mengutuk, mengecam, memprotes, mengajukan keberatan, atau paling banter ya menggalang sumbangan. Lantas ditaruh dimana muka PBB yang katanya berperan sebagai penjaga perdamaian dunia? Kemana pula jargon “War on terrorism” yang lantang diteriakkan sang adidaya (AS)? Dan dimanakah taring raksasa umat islam sebanyak 1.5 miliar manusia? Padahal jumlah yahudi tidak lebih dari 14 juta jiwa –kurang dari separuh penduduk Jawa yang berjumlah 37 juta- dan hanya sekitar 5 juta jiwa yang mendiami Israel.
Maka terbuktilah sudah kalamullah dalam al-Qur’an (al-Maidah:82) ; “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”
Zionis sang teroris…
Zionis adalah gerakan politik yahudi yang memiliki misi untuk mewujudkan sebuah negara bagi kaumnya. Parahnya, PBB menyetujui berdirinya Negara Israel di tanah para nabi (baca: Palestina) ini sehingga secara de jure PM pertama Israel (David Ben Gurion) mendeklarasikan keberadaan Negara Israel pada 14 Mei 1948.
Ibarat pepatah “sudah dikasih hati minta jantung”. Slow but sure, Zionis mulai meluaskan wilayahnya. Dan satu-satunya cara yang mereka tempuh adalah merampas tanah penduduk Palestina secara paksa bahkan membunuh seklipun. Hasilnya, wilayah Israel mencapai 90% tanah Palestina. Maka sungguh tidaklah umat islam di Palestina hanya mempertahankan al-Quds dan tanah para nabi atas kebrutalan Zionis Israel sang teroris.
Bersatulah umat islam!!
Kemunculan Hamas, pejuang Palestina, dan para relawan hanyalah bentuk refleksi atas ketidakberdayaan para pemimpin boneka negeri-negeri kaum muslim dalam menghadapi Zionis sang teroris berikut Amerika sang adidaya lantaran AS selalu menjadi sabuk pengaman bagi kepentingan anak emasnya tersebut.
Berapa “Mavi Marmara” lagi yang harus merasakan kezhaliman Zionis Israel sebagai raja tega dan berapa nyawa lagi penduduk Palestina yang harus membayar kebiadaban Zionis Israel sebagai bangsa pembunuh? Selama umat islam belum bersatu, maka selama itu pulalah jiwa, harta, dan kehormatan muslim di seluruh dunia -di Palestina pada khususnya- tergadaikan. Maka nggak usah heran jika umat islam belum menduduki posisinya sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam) sekaligus khayru ummah (umat terbaik) karena tidak adanya kesatuan kekuatan negeri-negeri muslim dalam naungan Khilafah Rasyidah di bawah kepemimpinan seorang khalifah. Sehingga tugas kita saat ini adalah berjuang untuk menegakkan kembali Daulah Khilafah yang dapat menyatukan ribuan tentara muslim untuk mengikis habis zionis atas nama jihad fi sabilillah (berperang di jalan Allah). (ria)

0 komentar:

Posting Komentar