Lebih dari 1.000 burung berwarna hitam jatuh dari langit sehari sebelum perayaan Tahun Baru di Arkansas, Amerika Serikat. Penduduk ketakutan dan para ilmuwan masih mencari jawaban.
Kejadian bermula sekitar pukul 23.30 waktu setempat. "Beberapa petugas dari Arkansas Game and Fish Commission (AGFC) mulai melaporkan adanya burung hitam berjatuhan dari langit," ujar AGFC dalam sebuah pernyataan. AGFC memperkirakan ada 1.000 burung yang jatuh dalam area 1 mil dalam kota. "Kebanyakan sudah mati, tapi beberapa masih hidup ketika petugas tiba," kata AGFC.
Sebanyak 65 burung dikirim ke laboratorium milik Arkansas Livestock and Poultry Commission dan National Wildlife Health Center oleh Robby King, seorang petugas dari AGFC.
Para ilmuwan menjelaskan, burung tersebut bisa saja tersambar petir, terkena hujan es yang disertai angin ribut. "Mereka mengalami trauma fisik. Kawanan itu mungkin tersambar petir atau hujan es," ujar Karen Rowe, ahli burung dari AGFC. Rowe juga berspekulasi kalau perayaan Tahun Baru, seperti kembang api, yang membuat kawanan itu terkejut dan mati karena stres.
Untuk memastikan, menurut Rowe, nekropsi adalah satu-satunya jalan untuk mengetahui penyebab kematian burung. "Apakah trauma atau racun? Tapi sepertinya bukan racun karena hanya burung hitam saja yang terpengaruh," ujar Rowe kepada LiveScience. Nekropsi adalah otopsi untuk hewan.
Kejadian seperti ini sudah pernah terjadi beberapa kali di berbagai belahan dunia. Umumnya, burung terdampak oleh ulah cuaca, seperti hurikan. Burung juga bisa mati karena saling bertabrakan dalam awan tebal. Mereka juga bisa saja terdorong angin sehingga menabrak tebing.
“Burung itu bergeletakan di jalan, halaman, di mana saja,” kata Robby King, petugas satwa liar di Beebe, sebuah kota yang dihuni 5.000 orang di timur laut Little Rock. “Sulit mengemudi di jalan tanpa melindasnya.”
Diprediksi lebih dari 3.000 burung bergelimpangan di seluruh wilayah Beebe. Senin lalu, sejumlah ilmuwan menuding kembang api sebagai penyebab burung ketakutan dan panik sehingga saling bertabrakan dan menjatuhi rumah, mobil, bahkan ada yang langsung menghantam tanah.
“Burung blackbird itu terbang rendah di ketinggian atap rumah, bukannya pepohonan, untuk menghindari ledakan kembang api di atasnya,” kata Karen Rowe, ahli ornithologi di komisi pengawas perburuan dan pemancingan ikan Arkansas. “Blackbird mempunyai penglihatan yang buruk, dan mulai menabrak segala sesuatu.”
Namun Rowe masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mencari adanya racun atau penyakit. Teori lain menduga kawanan burung itu kehilangan orientasi karena badai atau satu burung memimpin kelompok itu terbang menghunjam ke tanah. Beberapa burung yang lolos dari kematian berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
Jatuhnya kawanan burung itu membuat beberapa warga panik. "Bagi orang-orang yang percaya kiamat, itu jelas akhir dunia,” kata Eddie Cullum, polisi Beebe.
Komisi pengawas perburuan dan ikan mengirimkan bangkai burung itu ke Arkansas Livestock and Poultry Commission dan National Wildlife Health Center. Para peneliti di University of Georgia juga meminta contoh bangkai burung itu.
“Mereka mati karena trauma hebat,” kata Keith Stephens, juru bicara komisi itu, mengutip laporan laboratorium unggas setempat, yang memeriksa bangkai burung tersebut. Kematian disebabkan oleh cedera, terutama di jaringan dada, dengan perdarahan dan penggumpalan dalam rongga tubuh.
Warga kota mendengar ledakan kembang api yang amat keras sebelum “hujan” burung terjadi. Namun kepala polisi setempat menyatakan wilayah yang dijatuhi burung terlalu luas untuk menentukan ledakan mana yang menyebabkan kematian massal itu.
Ini bukan kasus jatuhnya burung mati pertama di Arkansas. Dalam peristiwa sebelumnya, cuaca buruk dianggap sebagai biang keladinya. Pada 2001, petir membunuh puluhan burung mallard di Hot Springs, dan sekelompok pelikan ditemukan mati di hutan, 10 tahun lalu. Rowe mengatakan tes laboratorium menunjukkan burung itu mati disambar petir.
0 komentar:
Posting Komentar